ANALISIS FAKTOR RISIKO GLAUKOMA, STUDI KASUS DI RSUD SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA

Penulis

  • Tiara Kusuma Dewi
  • Ai Meri Yulianti
  • Nurul Zakiatu JN
  • Reza Rachman Arief

Kata Kunci:

Glaukoma, Faktor risiko glaukoma

Abstrak

Glaukoma adalah kelainan pada mata yang disebabkan oleh rusaknya saraf mata, yang dapat menyebabkan penyempitan lapang pandang dan kehilangan fungsi pengelihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar faktor risiko terjadinya glaukoma di poli mata RSUD Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif dengan desain cross sectional atau potong lintang,menggunakan lembar observasi rekam medis pasien yang didiagnosa glaukoma di RSUD SMC. Data menunjukan 212 pasien dengan glaukoma yaitu, usia > 40 tahun sebanyak 203 orang ( 96% ), hipertensi sebanyak 191 (90,1), diabetes melitus sebanyak 15 orang (7,1%), tekanan intraokuler >21 mmHg sebanyak 156 (73,6%).

Referensi

Allorerung, R. N., Saerang, J. S., & Rares, L. M. (2015). Prevalensi glaukoma akibat Diabetes Melitus di Poliklinik Mata RSUP Prof. dr. RD Kandou Manado. e-CliniC, 3(3).

Dizayang, F., Bambang, H., & Purwoko, M. (2020). Karakteristik Penderita Glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Januari 2017-April 2018. Journal of Health Sciences, 13(01), 66-73.

Garratt, S. (2015). Primary Open-Angle Glaucoma: Preferred Practice Pattern. San Francisco. American Academy of Ophthalmology, 78-88.

Humas FKU. (2022). Survei Rappid Assessment of Avidable Blindness (RAAB) 2014 -2016 melaporkan prevalensi kebutaan di 15 provinsi di Indonesia adalah 30%. 1.

Ilahi, F. (2018). Tampilan Klinis pada Glaukoma Primer Sudut Terbuka di RSUP DR M Djamil Padang. In Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 7). http:/ /jurnal.fk.unand.ac.id

lyas, S., & Rahayu, S. (2019). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

KMU. (2023, March 31). humphrey field visual analyzer: pantau glaukoma tuk cegah kebutaan. p. 1.

Liu, Y. (2022, March 22). Genetika Glaukoma. Glaucoma Research Fondation.

Maharani, D. (2020). karakteristik penderita glaukoma primer sudut terbuka di rsup dr. mohammad hoesin palembang (periode 2016-2020). Repository.Unsri, 1–3.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraha, S. A. N. (2022). Faktor Risiko Hipertensi Terhadap Kejadian Glaukoma. Jurnal Medika Hutama, 3(04 Juli), 3007-3013

Nurmalasari, Y., & Hermawan, M. R. (2017). Karakteristik Pasien Glaukoma Berdasarkan Faktor Instrinstik Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 4(2).

Purwanto, T., Nurpatonah, C., & Alhpa, R. P. (2023). prevalensi penderita glaukoma sekunder diklinik mata puspa seruni. Jurnal Optometris, vol 2.

Pusdatin Kemenkes RI;. (2019). InfoDatin Glaukoma 2019. Kementerian Kesehatan RI, 1-9.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan : pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: alfabeta.

Sumiyati, S., Umami, N. Z., & Simarmata, M. M. (2021). Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Mata. Jurnal Mata Optik, 2(2), 1-9.

Wijaya, Esther. hubungan antara diabetes militus dan hipertensi terhadap terjadinya glaukoma di rs. dr. ak. gani palembang tahun 2017. in: prosiding seminar nasional dan penelitian kesehatan 2018. 2018.

Zhang, N., Wang, J., Li, Y., & Jiang, B. (2021). Prevalence of primary open angle glaucoma in the last 20 years: a meta-analysis and systematic review. Scientific Reports, 11(1). https://doi.org/10.1038/s41598-021-92971-w

Unduhan

Diterbitkan

2024-11-16